Kepadamu, belahan hatiku yang terlahir bebas,
bagaimana kabarmu? doaku harimu diliputi bahagia dan
syukur, dan tentunya senyuman. Aku akan bersedih jika kau bersedih pula. Hah,
klise ya? Tapi tidak kok, aku menangis di kereta dan beberapa hari sesudahnya waktu
itu, setelah melihat matamu memerah dan akhirnya tertunduk di peron kala
mengantarku yang terakhir kalinya. Apakah kau bersedih karenaku? Apakah karena
rindu? Atau karena yang lain? Aah,,jika memang kau merindukanku saat itu, aku
bahagia sekali, sungguh.
Sekarang, izinkan aku memberanikan diriku untuk sedikit
mengingat masa lalu. Maaf, bukan maksudku melakukan hal yang kau tak suka, tapi
yakinlah, saat itulah semuanya bermula,
J , ingatkah kau waktu kita masih sekedar senior –
junior, kau ceritakan padaku impian dan tujuan hidupmu. Waktu itu angan-mu tak
seperti orang kebanyakan, mimpimu juga berada jauh di pemikiran orang-orang, dan
tentunya tak masuk akal, walau kataku waktu itu, “kau keren” , kita akhirnya
terkekeh bersama. Kupikir itu hanyalah angan remaja biasa.
Lalu kau memutuskan mengambil kesempatan untuk
menghadapi keberanianmu.
waktu itu aku belum menyadari betapa beraninya engkau,
betapa sesungguhnya kau adalah pejuang hidupmu, pejuang mimpimu di usia semuda
itu. Berbeda denganku, walaupun usiaku lebih tua beberapa tahun, aku masih
belum mengerti apa itu mewujudkan mimpi. yang kutahu hanyalah kita akan terpisah
jauh, sangat jauh,
How stupid I am, betapa picik nya aku kala itu, kupikir bisa
kucegah karena perasaanku kepadamu, perasaan tidak rela, perasaan dimana aku
menyebutnya ”sayang”. Sedihnya, aku tak
bisa mencegahmu, sekuat apapun aku berteriak kepadamu, memohon sampai
menundukkan badanku. Pada akhirnya aku tetap menangis kehilangan dirimu,
Sekarang, setelah kita dipertemukan kembali, saat aku
melongok ke kehidupan yang kau pilih, betapa mengertinya aku, mengapa dahulu
kau rela dituduh anak bodoh, anak yang tak tahu kehidupan dan anak yang bebal. Aku mengerti, karena aku bisa melihat binar di
matamu saat kau bernyanyi, saat kau menggerakkan tanganmu dan saat kau melompat
untuk mencoretkan kuas diatas semua karyamu.
“inilah jalanku, inilah cara hidupku, inilah aku, aku
bahagia,” itulah yang coba kau katakan padaku lewat kepalan tanganmu disela
lompatan karyamu.
J, akhirnya aku melihat, kaulah jiwa yang bebas itu,
yang dulu selalu kau bisikkan padaku saat melintasi jalan,
“lihatlah jalan ini, suatu saat aku bukan hanya akan
melewatinya, tapi aku akan terbang melaluinya, melalui semua jalan raya di
dunia”
How lucky you are, bisikku dengan mata memerah dan
gemuruh bangga di dada.
banggakah aku? Ataukah sebenarnya aku iri karena kau
bisa terbang bebas, sedang aku hanya menjejak berdiri disini sambil memandang
awan.
Maafkan aku, J, aku baru menyadari setelah aku dewasa,
betapa sesungguhnya “rasa”-ku padamu dahulu itu bisa menjadikan aku tembok
besar yang menghalangimu meniti mimpimu, menjadikanku ganjalan yang menyakiti
dirimu. walaupun kata orang-orang, cinta itu bisa membantu mencapai cita. Ha ha,
kurasa itu tak terjadi antara kita.
Sesungguhnya, butuh keberanian besar untuk hidup diluar
aturan, untuk berjalan di sisi yang lain, butuh kekuatan yang besar pula untuk
bertahan, dan disanalah kau sekarang, J. Di dunia yang kau ambil untuk hidupmu
seterusnya, dan kupikir tidak salah bagiku jika kuputuskan hanya 6 bulan saja aku
bisa ikut merasakannya.
Maafkan aku J, bukan karena aku tak menyukaimu lagi,
bukan karena kau bukan yang aku cintai, malah sesungguhnya aku sangat
menyukaimu, sangat, teramat sangat.
Tetapi, hidupmu tidaklah sama dengan hidupku sekarang. Ya, aku menyukai tawa dan semangat dalam langkahmu sekarang, tapi bukan itu yang kuharap saat ini, bukan itu tujuanku,
Tetapi, hidupmu tidaklah sama dengan hidupku sekarang. Ya, aku menyukai tawa dan semangat dalam langkahmu sekarang, tapi bukan itu yang kuharap saat ini, bukan itu tujuanku,
Biarlah aku menyimpan memori dirimu yang tertawa lepas,
bukan yang mengernyit heran ketika kita mencoba menyelaraskan langkah, atau
diam-mu saat aku membeberkan aturan hidupku atau helaan nafasmu saat aku keras
kepala. Aku tahu kau mencoba mengerti pemahamanku, belajar mengerti apa yang
aku mau.
Memang rasanya tak adil, baik itu buatku, ataupun
buatmu, tapi aku masih ingat kejadian kau menangis dalam diam di lorong rumah, aku
hanya bisa memandangmu dari jauh. aku memang bukan peramal, tapi aku tahu,
tangismu saat itu menandakan jika kau tertekan akan kita. Bagaimana aku
tahu? Hey, hati dan insting wanita
seringkali lebih tajam dari logika pria, kau harus tahu itu.
J, biarkan aku memilih ingatan debar rasa saat kau
berlari menjemputku saat hujan, atau jejeran langkah kita dahulu saat bersama.
biarlah aku menyimpanmu sebagai cinta pertama sebagaimana yang aku ingat, cinta
pertama yang indah dan malu-malu.
Ya, itulah kau bagiku, selamanya kau adalah lelaki
pemberani, lelaki kuat dan lelaki hebat. Apa yang kau capai sekarang itulah
bukti nyata kemampuanmu, indahmu dan adamu, berbanggalah atas dirimu sendiri.
Kaulah cinta pertamaku, J, dan akan tetap menjadi cinta
dalam hidupku, beberapa tahun silam, tahun ini, tahun depan dan tahun-tahun
sesudahnya,,
Love you, J
Dariku, seniormu,
NB :
Doaku dilubuk hatiku, suatu saat jika dipertemukan
kembali, aku akan tertawa menghadapimu. Suatu saat nanti J, semoga, karena
walau kita masih dibawah langit yang sama, kita sungguh terpisah jarak dan
waktu,
---------------------------------------------------------arigatou-------------------------------------------------------
oke, tulisan diatas dibuat spesial, dan alasan spesialnya karena hendak diikutkan dalam lomba menulis surat cinta jaman SMA 😁
nggak ding bukan jaman SMA tapi surat cinta gitu aja,
jadi pas bulan februari di vemale.com ada acara menulis gitu, sebenarnya sudah berkali-kali lomba menulis diadakan dengan berbagai tema. tapi entah mengapa hanya yang terakhir itu aku merasa pengen ikut. jadi dengan semangat membuka
bismillah dikirim
jeng jeng...
beberapa hari berlalu, dan secara tidak sengaja ketika aku "jalan-jalan" ke vemale.com ternyata suratku ditampilkan dan diberi keterangan jika surat ini diikutkan dalam lomba menulis surat cinta. ya Allah,,senang rasanya bisa membaca tulisan sendiri disebuah media. aku baca berulang-ulang sambil mencari cari kesalahan yang mungkin terlihat. terlihat masih mentah dan butuh banyak latihan. ternyata aku masih harus banyak belajar.
setelah itu aku melupakan tentang lomba itu, karena memang karena kesibukan dan tidak sempat untuk "jalan-jalan" apalagi cek email.
akhirnya bulan februari berlalu dan maret pun datang membawa cerita,
ketika aku membuka email dan akhirnya ngecek satu-satu, ada email dari vemale.com yang memberi kabar jika aku menang !!!
yeeay rasanya seneeeng banget, 😄
sampai berkali-kali dibaca dan dipastikan kebenarannya, apakah hanya ucapan terimakasih ataukah yang lain,
tapi sayangnya, karena aku terlambat buka email, dan tidak mengirim data sampai waktu yang tidak ditentukan hadiah nya hanguuus,,😕
hiks,,rada nyesel tapi tak apa,,aku sudah sangat senang bisa jadi salah satu pemenang. favorit. Dari 390 email, dipilih 5 terbaik dan 15 pemenang favorit.
tak perlu dijelaskan detail bagaimana rasanya, yang jelas senang dan bahagia 💖
ternyata bahagia itu sederhana ya? 😏
mengenai siapa sejatinya seseorang dalam surat itu, mohon maaf biarlah menjadi rahasia, demi kebaikan bersama.
bisa saja itu teman SMP, SMA atau pas dulu jaman kuliah. yang jelas dia selalu ada dihati dan membuatku mengetahui ini tho yang namanya cinta.
bagiku, cinta pertama itu bukan selalu saat kita pertama kali menyukai seseorang, tetapi lebih pada disaat perasaan itu begitu mengakar kuat dan menimbulkan kehangatan di hati, menemani setiap langkah dan memberi kenangan terindah.
sekedar tahu saja, pertama kali aku menyukai seseorang itu pas waktu SMP. dan sekarang, perasaan ke dia sudah terlupakan seiring waktu.
Comments
Post a Comment