kamu kok gendut sih ???



 


apa respon kamu kalau dibilang kayak gambar di atas?

senyam senyum aja tapi ngrundel dalam hati
atau malah ngamuk-ngamuk??

Saya nggak bermaksud menghina siapapun ya, saya cuma mau membuka mata saya saja kali ini.

Ok, sebelumnya, siapa yang pernah liat saya secara langsung? atau lewat foto deh?
hehehe pede banget sih saya, emang saya siapa? artis bukan, pejabat juga bukan. tapi saya pembesar lho.. (punya badan besar, xixixi)

sambil kembali ke masa lalu sebentar yaaa

saya punya badan besar ini sejak saya duduk di bangku sekolah dasar, entah kelas berapa. yang jelas saya memang bongsor dari dulu, badan saya lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan badan teman saya yang mungil-mungil. terus pas kelas 4 atau kelas 5 SD saya pernah sakit tifus yang mengakibatkan saya harus mondok selama 1 bulan lebih dan setelahnya bedrest dirumah. pas bedrest dirumah, saya diwajibkan minum susu dan makan banyak sama bulik-bulik saya (saya nggak tinggal sama orangtua saya). bisa dibayangkan gimana penampakan saya? Minum susu tiap hari????

setelah saya masuk sekolah, guru-guru saya wanti-wanti banget sama saya, kalau saya nggak boleh main lari-larian, nggak boleh capek-capek. bayangkan..anak kecil nggak boleh lari-larian sama main. oh my good..merampas kebebasan banget kan itu?? sudah gitu teman-teman saya pada nggak mau main sama saya, karena mereka takut saya jadi sakit lagi kalau habis main sama mereka. trus dimarahin sama bu guru. hiks

kasihan ya saya, dari kecil sudah ngalami pembullyan

tapi saya tidak akan menyalahkan masa kecil saya kok, saya disini cuma menjelaskan saja kalau saya sudah bongsor dari SD. nggak gendut yah, tapi bongsor. hihihi

akhirnya saya SMP, tidak ada yang menghina saya. lagian kakak kelas saya juga orangnya bongsor-bongsor. teman seangkatan saya juga bongsor-bongsor, walau ada yang mungil

kemudian perjalanan SMA saya baik-baik saja. dengan dilema dan percintaan khas anak SMA. lanjuuut

Jaman saya kuliah saya juga baik baik saja, memang siih saya nggak punya pacar seperti teman saya. But, i'm fine..maen sama teman saya, jalan jalan ke gramed sendiri. Teman saya baik baik, nggak ada yang main fisik ( eehm maksud saya mengeluarkan kata kata yang menjelekkan fisik seseorang,). walaupun mungkin saya nggak punya pacar karena tubuh saya, tapi saya nggak merasa minder, karena saya punya teman yang nrimo. kayak saya nrimo mereka dengan anehnya mereka.

dan akhirnya, setelah saya wisuda, kemudian kesana kemari cari kerja. sempat ke jakarta juga tapi pulang lagi karena nggak betah. saya hanya bertahan 2 minggu di tempat kerjaan saya (saya keluar karena saya nggak boleh menghafal materi sambil urek-urek)

yah, akhirnya saya dapet kerjaan di tempat domisili saya, di wates. pake ijazah SMA saja. heeeh jangan komentar deh,,sudah banyak yang komentar. yang penting saya nggak nganggur.

di tempat kerja saya ini saya menjumpai beberapa orang (lebih dari 1 tapi kurang dari 500) berkomentar tentang tubuh saya, termasuk ada beberapa teman yang kebetulan ketemu, mereka juga komentar, " Ken, kamu kok sekarang gendut banget? "
(padahal mereka sekarang juga tambah gendut lhoh,,tambah item pulak, tapi saya nggak mengkomentari mereka)
biasanya sih saya hanya membalas, "kan, saya memang dari dulu besar,"
tapi lama-lama saya males juga ketika setiap kali ketemu omongannya itu ajah. apa nggak ada sapaan yang lain?

saya heran, apa yang ada dipikiran mereka ya? senengnya main fisik. apa kalau ada orang yang kulitnya item, mereka nyapanya " eh,,kamu kok hitam sih, mandi pakai tinta ya??"


saya pribadi menyadari, postur tubuh saya tidak ideal menurut orang-orang biasa. dan saya berkali-kali ngajari diri saya sendiri jika setiap orang itu terlahir berbeda, maka jangan disamakan satu sama lain. sikap, sifat mereka ya milik mereka pribadi. kecuali jika sifat dan sikap mereka mulai merugikan orang lain atau bahkan diri sendiri, kita wajib dong membantu supaya orang tersebut menjadi lebih baik.

saya belajar, jika saya berteman dengan orang yang posturnya pendek, saya tidak akan mengatai dia kurcaci, atau pendek. saya akan menggantinya dengan imut-imut atau mungil (terlihat lebih manis kan jika didengar)

pernah dengar, jagalah lisanmu ??

atau pernah kayak gini nggak ?
gambar ambil di sini

bayangin ajah,, dia yang sekecil gitu ngributin sudah tambah gendut. lha aku?????


tapi sekali lagi, kembali pada fitrah manusia. setiap manusia berbeda-beda, cara berfikir mereka juga berbeda. ada yang karena pendidikan mereka jadi lebih bisa menjaga ucapan yang keluar dari mulutnya. ada yang tipenya memang nggak mau menyakiti hati orang lain, ada yang ceplas ceplos ngomong asal, ada juga yang nggak sadar diri, bilang orang lain gendut tapi dirinya juga nggak punya badan kotak-kotak.

maka besarkan hatimu ( dan hatiku ) untuk menerima cemoohan mereka, anggap saja mereka itu care sama kamu karena selalu memberi komentar pada tubuhmu. anggap saja mereka seperti jam weker yang mengingatkanmu untuk selalu bangun pagi. intinya siih, tanggapi dengan anggun, kalau perlu senyumin ajah,,berbesar hatilah. kamu adalah ciptaan Allah yang paling SEMPURNA, dan masih banyak orang lain yang nggak sempurna secara fisik. iya kan?

tapi menurutku, sekali-kali jam weker itu perlu dibanting atau dimatikan juga supaya jam weker itu tahu, ada saatnya kita sedang nggak mau bangun pagi.
 


Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment