Merasa Sendiri (an)

lokasi : meja kantor (sendirian)

gini nih, lagi (ke)banyak(an) kerjaan. rasanya pengen cuti seminggu aja..fuuuh

tapi nggak bisa juga, karena faktor tanggung jawab (eheem) dan rasa kasihan. nah lhoh..kasihan sama siapa buk???

aduuh gimana ya memulainya, jadi gini, aku tuh kerja sebagai staf administrasi di rs** w**** (maaf yak sensor dulu, lain kali akan di share). aku bekerja di seksi pengembangan mutu sebagai staf. sebagai staf, aku punya atasan dong, (sebut saja Pak E) dan tak lupa aku punya seorang teman satu seksi (mas indra namanya). karena RS kami sedang persiapan akreditasi versi 2012, terpaksa mas indra ditarik ke sekretariat untuk membantu (baca : bekerja keras). Otomatis semua kerjaan seksi dilimpahkan ke aku. Itu masih tidak masalah buat aku, karena sebelum ada mas indra, aku juga sudah melakukan semua sendiri.

selain kami bertiga, ada seksi yang lain dalam 1 bidang kami, dan sama juga, 1 orang kepala (panggil saja dr. T) dengan 2 orang staf. lha,,terkadang bu dr. T  memberikan sebagian pekerjaan beliau untuk aku kerjakan. entah itu ngetik atau buat surat atau bikin tabel atau bagan. jujur dari hati yang paling dalam aku tidak keberatan dengan seperti itu, dengan catatan kerjaanku tidak terbengkalai.

trus permasalahannya adalah, salah seorang staf beliau (sebut saja pak itu) ada yang agak-agak nggak tanggap sama kerjaan. kadang dia bisa internetan seharian, entah nonton berita, nonton you tube de el el. 

setiap kerjaan yang dikasih ke pak itu nggak pernah selesai, hmmm nggantung gitu, trus sering ijin keluar (entah melayat, kondangan, atau nggak pamit), pulang lebih dahulu daripada yang lain. uuuggghhh,, lama-lama aku terganggu dengan sikap dia. karena kadang aku harus menyelesaikan kerjaan dia. nggak semua juga sih...tapi sering. 

okelah, pak itu memang punya tupoksi sendiri, ngurusi alat medis..ya itu, kerjaan dia cuma itu aja. kalau bu dr.T nggak ngasih tugas yang lain, dia juga nggak bantu kerjaan temannya juga. (si teman ini kerjanya lebih pada administrasi dan pengarsipan dokumen), tapi bukannya di tupoksi itu ada juga mengerjakan tugas yang diberikan kepala seksi. apapun kerjaannya itu. asal jangan sampai nguras kamar mandi aja

lagian kalau pak kepala seksiku nggak sampai nyuruh aku bersihkan kamar mandi, kalau cuci piring sih mungkin. ^eh^

dan hal ini terjadi berulang-ulang, lagi, lagi, dan lagi. lama-lama mangkel juga nih saya, ngomel-ngomel lah saya sama di bu dr.T. ( hehe bu dokter ini usianya beberapa tahun di bawah saya, tapi sudah jadi kepala seksi. dia sudah PNS, saya masih tenaga kontrak dan dia dokter. dan yang jelas dia itu orangnya sabaaaaaar banget. kalah saya..)

beliau juga merasakan hal itu, tetapi bingung juga mau bersikap gimana, yah secara kan si staf nya itu lebih senior dari bu dokter, senior dalam arti sudah lama kerja sebagai PNS dan sudah lebih berumur. 

"trus aku harus gimana lho mbak? aku njug piye?"  itu kata-kata beliau.
biasanya kalau aku masih emosi, aku akan jawab seadanya, : "yaa dibilangin kek"
kalau aku nggak emosi, aku jawab : " terserah bu T,,mau diapain."
         trus apa bedanya jawaban saya itu?????
trus kadang kalau aku mangkel sama pak itu, aku WA bu T, dan bilang : "bu, staf mu itu lho,,!)

tapi lama-kelamaan aku nggak sering ngadu soal pak itu ke bu T. kasihan sama bu T. beban kerjanya semakin banyak ( beban kerja seksi dan beban kerja akreditasi yang tumpuk undung), stafnya nggak bisa diajak kerjasama, lemparan kerjaan dari seksi lain. kasihan saya sama bu T.

akhirnya emosiku, aku tumpuk sediri. puk puk puk. mana mas indra (temenku) nggak pernah lagi nengokin temennya yang lagi emosi ini (sekedar balik ke ruangan buat say hello aja nggak pernah). 

akhirnya aku jadi sediiiih banget. bingung mau crita sedihku sama siapa, biasanya ada mas indra yang ngertiin perasaanku (perasaan marahku terutama). Akhirnya aku ngrasa ditinggal gitu aja sama temenku. nggak dipedulikan sama sekali. padahal biasanya klo ada masalah, aku crita ke mas indra. selepasnya jadi plong
( jangan salah ya, aku dan mas indra sama-sama sudah punya suami dan istri. tapi mas indra itu orangnya ngemooong banget. dia itu sulung. adiknya 3 cewek semua. pastinyalah dia tuh tumbuh jadi kakak yang baik dan bijaksana dan pinter ngemong anak kecil )

dan anak kecil itu : AKU.

** endingnya : aku ambil libur sehari buat tidur sama jalan-jalan sama anakku. sambil mikir panjang lebar. aku harus tidak boleh bergantung sama manusia manapun. yang kemarin itu aku akui aku lengah, tapi..masih ada waktu untuk bangkit dari perasaan "sendirian-ku".

kata pepatah, siapa yang bisa menyakiti kita adalah orang yang paling dekat dengan kita.

Comments